Pencegahan Stunting di Desa Karangmulya: Membangun Generasi Sehat dan Berkualitas Sejak Dini
DOI:
https://doi.org/10.59422/lp.v3i02.778Keywords:
Stunting, Anak-Anak, Sosialisasi, Layanan KesehatanAbstract
Perawakan pendek dianggap normal dan umum stunting menjadi salah satu masalah gizi balita yang tidak dikenali oleh masyarakat. Stunting adalah keadaan di mana pertumbuhan dan perkembangan seorang anak terganggu. Indonesia salah satu negara dengan tingkat stunting tertinggi, terutama pada anak-anak dan balita. Desa Karangmulya Kecamatan Bojongmangu ada kegiatan sosialisasi masyarakat tentang program stunting untuk balita, calon ibu, dan ibu hamil. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah tatap muka interaktif. Program Stunting terdiri dari berbagai langkah seperti pengumpulan data, observasi lapangan, pelatihan, dan sosialisasi. Sosialisasi tentang stunting pada anak-anak di SDN 01 Karangmulya, memberi anak paud makanan tambahan yang sehat di KB Al Pikri, sosialisasi tentang cara orang tua murid membuat makanan yang sehat dan bergizi dan sosialisasi stunting di posyandu Karangmulya. Hasil dari program stunting menunjukkan bahwa di Desa karangmulya ada tiga anak stunting, dan ketiga anak tersebut adalah perempuan. Sangat penting untuk memulai pencegahan stunting sejak dini untuk mencegah konsekuensi jangka panjangnya, karena stunting memengaruhi pertumbuhan fisik perkembangan kognitif, dan kesehatan anak. Untuk mencegah stunting sebelum keadaan menjadi lebih buruk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus bekerja sama untuk meningkatkan edukasi gizi ibu hamil dan ibu menyusui dan meningkatkan akses ke layanan kesehatan yang lebih baik. Implikasi dari kegiatan ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis masyarakat melalui edukasi langsung mampu meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga dalam pencegahan stunting, serta menjadi langkah awal untuk penguatan sistem pemantauan gizi berbasis lokal.
References
Adistie, F., et al. (2018). Pemberdayaan kader kesehatan dalam deteksi dini stunting dan stimulasi tumbuh kembang pada balita. Media Karya Kesehatan, 1(2), 173–184. https://doi.org/10.24198/mkk.v1i2.18863
Amir, N., Ramadhan, R. M., Azzahra, A. S., Sundari, I., Paembonan, J., Zaahirah, N. F., Bissawab, M. N., Senawi, K. P., Embutatoba, S. N. P., & Febrianti, N. R. (2023). Pemberian makanan tambahan (PMT) berupa olahan ikan menjadi nugget sebagai upaya penurunan angka stunting di Desa Patani. Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin, 4(2), 105. https://journal.unhas.ac.id/index.php/jpmh/article/view/31451/10487
Asri Ediyati. (2023, Oktober 19). Mengenal makanan tambahan balita, manfaat, hingga contoh dan estimasi harganya. Diakses 31 Agustus 2024, dari https://www.haibunda.com/parenting/20231013195216-59-318577/
Ayuningtyas, H., et al. (2023). Status ekonomi keluarga dan kecukupan gizi dengan kejadian stunting. [Judul jurnal tidak lengkap]
Fauziah, J., et al. (2023). Stunting: Penyebab, gejala, dan pencegahan. Jurnal Parenting dan Anak, 1(2), 11. https://doi.org/10.47134/jpa.v1i2.220
Helmyati, S., Atmaka, D. R., Wisnusanti, S. U., & Wigati, M. (2020). Stunting: Masalah dan penanganannya. Pers.UGM. https://books.google.co.id/books?id=PK3qDwAAQBAJ
Irwan, N. A. S. L. (2020). Pemberian PMT modifikasi berbasis kearifan lokal pada balita stunting dan gizi kurang. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat, 1(1), 38. [PDF]
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Panduan Hari Gizi Nasional ke-64 Tahun 2024. https://ayosehat.kemkes.go.id/panduan-hari-gizi-nasional-ke-64-tahun-2024
Khomson, A. (2023). Intervensi stunting. IPB Press. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118332
Muchtar, F. (2023). Penyuluhan gizi seimbang balita dengan media leaflet pada ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu. https://ejournal.unma.ac.id/index.php/bernas/article/view/7794/4930
Panigoro, M. I., et al. (2023). Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tilongkabila. Jurnal Ilmu Kesehatan dan Gizi, 1(1), 79–91.
Putri, A. M., Namira, A. R., & Chairunnisa, T. V. (2024). Peran makan siang gratis dalam janji kampanye Prabowo-Gibran dan realisasinya. Jolasos: Journal of Law and Social Society, 1(1). https://rumah-jurnal.com/index.php/jolasos/article/download/79/7
Rofiah, K. (2024). Cegah stunting untuk generasi penerus. https://doi.org/10.31949/jb.v5i2.7794
Sairah, S., et al. (2023). Analisis penyebab kejadian stunting pada anak usia dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(3), 3840–3849. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i3.4717
Sri Lestari, K. (2023). Edukasi pendampingan pola asuh keluarga dalam upaya pencegahan stunting pada balita. http://repo.unand.ac.id/41750/
Sriama, M., Safinatunnaja, B. Q., & Mardianti, N. L. (2021). Hubungan waktu pemberian makanan tambahan dengan status gizi balita. JMSWH: Journal of Midwifery Science and Women's Health, 2(1), 30. [PDF]
Tantriati, T. (2023). Evaluasi program pemberian makanan tambahan (PMT) anak usia dini. Jurnal Obsesi. https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/4486
Utari, F., et al. (2023). Literature review: Analisis pelaksanaan program pencegahan stunting di puskesmas. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 22(3), 153–163. https://doi.org/10.14710/mkmi.22.3.153-163
WHO. (2021). Stunting in a nutshell. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/stunting-in-a-nutshell
Yesi, N. D. F. S. (2019). Pola asuh ibu dengan angka kejadian stunting balita usia 6–59 bulan. Jurnal Kebidanan, 5(4), 382.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Muhamad Syahwildan, Indra Setiawan, Suhendra Suhendra

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.